Halokaltim.com – Kutai Timur telah mengimplementasikan instruksi Gubernur Kaltim Isran Noor bertajuk Kaltim Silent atau Kaltim Steril, di akhir pekan. Ternyata setelah disimak, instruksi yang dikeluarkan oleh Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang, pelaksanaannya tak seberat di kota/kabupaten lain.
Sebagaimana telah dipaparkan oleh Kasmidi dalam apel gabungan di Mako Satlantal Kutim pada Jumat (5/2/21) lalu, beberapa keringanan yang dimaksud, bahwa Kaltim Silent di Kutim telah diklasifikasikan.
Artikel halokaltim.com kali ini mencoba menerjemahkan instruksi Gubernur yang diteruskan melalui instruksi Plt Bupati Kutim yang dioperasikan Tim Satgas Covid-19 di Kutim. Bahwa ada toleransi kepada beberapa sektor.
Antara lain sebagai berikut:
- Pasar.
Di pasar, masyarakat pedagang masih diperbolehkan melapak dagangannya. Masyarakat juga diperkenankan untuk datang berbelanja. Syaratnya, tidak boleh menimbulkan kerumunan dan tetap menegakkan protokol kesehatan. Berbelanja seperlunya, dan segera pulang ke rumah bila sudah selesai. Aparat gabungan yang berpatroli tidak segan memberi teguran kepada pelanggar. - Warung Makan, Kafe, dan Sejenisnya.
Lokasi ini biasanya yang rentan dikerumuni masyarakat. Lantas Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang menginstruksikan agar para pelaku dagang mengondisikan pada Sabtu-Minggu hanya melayani ‘take away’ atau pesanan dibawa pulang. - Fasilitas Kesehatan (Faskes).
Yaitu semisal rumah sakit, puskesmas atau posyandu, dan sejenisnya yang melayani kesehatan masyarakat, masih boleh beroperasi. Namun tentu dengan mengedepankan protokol kesehatan lebih ketat. Bila memungkinkan, agar selepas dari faskes segera pulang. - Operasional Perusahaan (Umumnya Pertambangan dan Perkebunan).
Para karyawan yang masuk pada shift pagi maupun malam diminta tidak keluyuran saat waktu bekerja atau ketika waktu istirahat. Diutamakan pekerja yang berada di lokasi kerja supaya hanya menyelesaikan urusan pekerjaannya, kemudian pulang tepat waktu sesuai jadwal tanpa menciptakan kerumunan.
Jadi, sudah jelas kan, bahwa Kutim Silent itu tidak berat. Yang berat itu rindu, biar Dilan saja yang menanggungnya. (*)
Editor : Raymond Chouda