Gerakan Infaq Beras Salurkan Bantuan ke Teluk Pandan, Mahyunadi: Anak-Anak Harus Giat Belajar

Halokaltim.com – Gerakan Infaq Beras Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali menyalurkan bantuan beras, Jumat (30/10/20). Kali ini, dua pondok pesantren di Kecamatan Teluk Pandan mendapat bantuan, yakni pondok pesantren Syaichona Cholil dan Hifzil Qur’an.

Hadir dalam penyaluran bantuan beras itu di antaranya ketua Gerakan Infaq Beras H Suyono, ketua Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Kutim Habib Muhammad Baqir, serta dua orang tua asuh, H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu. Hampir satu ton beras diserahkan ke dua pondok pesantren itu.

“Penyaluran beras ini rutin kami lakukan setiap bulan. Kali ini, kami menyalurkan hampir satu ton beras ke dua pondok pesantren di Teluk Pandan. Insya Allah kegiatan ini akan terus dilakukan. Beras yang disalurkan ini berasal dari orang tua asuh dan donator,” kata Suyono.

Sasaran dari Gerakan Infaq Beras ini adalah anak yatim, tahfiz Alquran, fiisabilillah, serta kaum duafa. 

“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dari orang tua asuh yang ikut menyukseskan program ini. Salah satunya H Mahyunadi yang menjadi orang tua asuh dari Gerakan Infaq Beras dengan menyumbang 10 ton beras, serta H Lulu Kinsu. Tanpa orang tua asuh yang menginfakkan beras, tentu gerakan ini tidak berjalan,” katanya.

Sementara itu, di tengah kesibukannya, Mahyunadi-Kinsu menyempatkan diri untuk menyapa santri pondok pesantren penerima beras. Di hadapan generasi penerus bangsa, Mahyunadi memberikan motivasi dan semangat agar kelak mereka dapat berpartisipasi membangun daerah.

“Anak-anak harus giat belajar,” sambut Mahyunadi. Menurutnya, dengan belajar yang giat, pintu untuk menuju sukses akan terbuka lebar. Kendati demikian, dia menekankan kepada para santri untuk terus berpegangan pada Alquran. 

Mahyunadi pun menceritakan perjalanan hidupnya, mulai dari susahnya mendapatkan pendidikan yang layak hingga menjadi sukses. Menurutnya, itu semua bisa dicapai dengan belajar, ikhtiar, dan terus meningkatkan keimanan serta ketakwaan.

“Dulu mau sekolah susah. Harus cari duit baru bisa sekolah. Namun saya terus berikhtiar. Tiap malam salat Tahajud, minta dilimpahkan rezeki, dibukakan jalan, dikabulan keinginan. Alhamdulillah. Karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,” kata Mahyunadi.

Mahyunadi berharap, ke depan Kutim memiliki kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berbudi pekerti luhur, dan berdaya saing. Sehingga dapat berperan serta dalam membangun daerah. Selain itu, terjadi peningkatan dan pemerataan kualitas pemuka agama dan rumah ibadah. (*) 

Editor : Raymond Chouda