Halokaltim.com – Anggaran perusahaan (budgeting) adalah bagian integral dalam menjalankan bisnis apapun, agar mampu efisien dan efektif. Hal itu diperkenalkan Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dalam pelatihan pentingnya pembuatan anggaran dan penjualan, 22-23 Oktober 2020.
Kegiatan yang berlangsung di Kecamatan Samarinda Utara itu, diikuti sekira 20 orang peserta dari kalangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dan anggota koperasi di wilayah kecamatan tersebut.
Pemateri pelatihan, Amirudin menyampaikan, bahwa pembuatan penganggaran dan penjualan serta produksi dalam menjalankan sebuah bisnis sangatlah penting. Menurutnya, dalam berperusahaan, anggaran digunakan sebagai rencana tindakan bagi para manager sekaligus sebagai titik acuan di akhir periode.
“Namun, dalam dunia bisnis diperlukan keterlibatan banyak pihak dalam menentukan anggaran. Menentukan jumlah yang harus dikeluarkan untuk berbagai pengeluaran hanyalah tahap awal dari proses pembuatan anggaran. Selanjutnya perusahaan harus menilai kinerja pengeluarannya secara efektif,” ucap Amirudin.
Terlepas dari jenis bisnis, lanjutnya, kemampuan dalam menerapkan anggaran adalah masalah hidup dan mati dalam dunia bisnis.
“Hampir setiap orang menggunakan anggaran dalam berbagai bentuk. Mulai anggaran rumah tangga sampai anggaran miliaran yang digunakan dalam perusahaan. Penentuan anggaran adalah alat yang universal,” ulasnya.
“Anggaran perusahaan adalah anggaran dengan angka berdasarkan output dan input yang direncanakan di masing-masing divisi perusahaan. Ini adalah bagian pertama dalam pembuatan anggaran, di mana menentukan jumlah dana yang dimiliki perusahaan dan berapa yang akan digunakan, anggaran menentukan jumlah yang diproyeksikan dan perusahaan berusaha untuk tetap berada pada batasan-batasan tersebut,” tambah Amirudin.
Menurut dia, anggaran hanyalah alat yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis. Saat terjadi sesuatu yang tidak terduga ketika anggaran diletakkan bersamaan, perusahaan dapat memutuskan untuk mengeluarkan dana lebih banyak atau menyalurkannya untuk area yang berbeda dari yang sebelumnya direncanakan. Meskipun anggaran masih digunakan sebagai panduan, pada akhir periode adalah saatnya untuk meninjau sejauh mana managemen perusahaan dari batas garis pengeluaran yang sudah direncanakan.
“Pada saat itulah anggaran fleksibel digunakan. Anggaran flexible adalah anggaran yang berdasarkan output aktual. Yang kemudian dibandingkan dengan anggaran perusahaan untuk mendapatkan varian (perbedaan) antara level pengeluaran mana yang diharapkan dan realisasinya,” urainya.
Pemateri lainnya, Muhammad Khadafi menyampaikan tentang pelaporan dan evaluasi dalam penganggaran bisnis. Tak hanya itu, pelatihan tersebut juga bekerjasama dengan pembicara dari luar Polnes, Nuridha Matiin dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara (STIENUS) Sangatta dengan materi prospek koperasi dan UMKM di masa akan datang. (adv)
Penulis : Ramli
Editor : Raymond Chouda