Halokaltim.com – Malam yang sunyi seketika menjadi berisik tatkala hujan deras menghujam kediaman petani di Jalan Poros Samarinda-Bontang Km 05, Kutai Timur, Jumat (9/10/20) pukul 01.00 Wita. Brraaak…! Suara benturan keras di dinding rumahnya membuat Nurdin (33) terperanjat dari mimpi.
Nurdin yang tadinya terlelap bersama lima anaknya segera mencari tahu apa yang membentur dinding rumahnya. Alangkah terkejutnya Nurdin ketika melihat dinding rumahnya yang berbahan kayu itu sudah jebol.
“Rumah saya langsung goyang. Pas saya cek, ternyata ada longsor. Gundukan tanah membuat dinding rumah ambruk. Saya pun langsung mengeluarkan istri dan anak-anak,” cerita Nurdin.
Di tengah guyuran hujan, Nurdin dan keluarganya meninggalkan rumah. Menyelamatkan diri. Beberapa barang tidak bisa diselamatkan karena terjepit reruntuhan.
Nurdin adalah seorang petani yang hidup dengan keadaan pas-pasan bersama istri dan lima anak. Kediaman Nurdin berada tepat di Gang Samaturu, RT 03, Bukit Raya, Sangatta Selatan, Jalan Poros Sangatta-Bontang, Km 05.
Selama ini, dia beserta keluarga dan warga lainnya berusaha menyambung hidup di tengah keterbatasan. Tidak hanya urusan kantong. Kebutuhan dasar seperti listrik dan air menjadi persoalan lama yang belum terselesaikan. Infrastruktur berupa jalan pun belum terjamah tangan pemerintah. Di tengah keterbatasan itu, kini Nurdin mendapat malapetaka yang hampir mengakhiri hidupnya.
Nurdin tidak sendiri. Tetangganya, Jamsiah juga mengalami nasib serupa. Rumahnya ikut tertimbun longsor. Tetangga yang melihat kejadian itu bahu-membahu mengevakuasi penghuni rumah. Menyediakan tempat untuk berteduh.
Sabtu (10/10/20) siang, Calon Wakil Bupati Kutim, H Lulu Kinsu meninjau langsung rumah yang tertimpa longsor. Pengusaha muda itu mengenakan kemeja putih berpadu celana jeans. Peci hitam melekat di kepalanya. Dinding tebing yang curam dia terjang.
Rasa ingin tahunya begitu tinggi. Kendati sepatu dan celananya penuh dengan lumpur, calon nomor urut satu itu tak menghiraukan. Sembari berbecek-becek, H Kinsu mendatangi rumah yang tertimbun longsor. Dengan sekesama dia mengecek sudut-sudut reruntuhan.
“Alhamdulillah, yang penting semuanya selamat. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ucap Kinsu, yang diamini korban longsor dan warga sekitar.
Lelaki yang berpasangan dengan H Mahyunadi SE MSi itu memang sengaja mengunjungi korban. Menurutnya, kedatangannya merupakan bentuk kepedulian antarsesama umat manusia. Rasa kemanusiaannya muncul tatkala ada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan. Apalagi beberapa waktu lalu, Kinsu sempat berkunjung ke Bukit Raya.
“Di sini (Gang Samaturu, Bukit Raya) banyak saudara-saudara saya. Banyak juga teman-teman dan keluarga saya. Makanya saya terpanggil untuk menjenguk dan memastikan bahwa para korban dalam kondisi baik-baik saja,” ungkap satu-satunya pengusaha yang ikut berkompetisi pada pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kutim ini.
Kinsu pun berpesan kepada warga yang menjadi korban longsor untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan tersebut. Sebagai bentuk kepedulian, Kinsu pun memberikan bantuan untuk meringankan beban warga.
“Jangan dilihat nilainya, tapi dilihat niat baiknya,” ujar Kinsu.
Nurdin dan Jamsiah pun terharu. Di saat situasi sulit, ada yang peduli dengan kondisi mereka.
“Baru kali ini ada calon kepala daerah yang datang langsung ke rumah kami. Becek-becekan seperti ini. Semoga H Kinsu dan H Mahyunadi diberi jalan oleh Allah SWT untuk memimpin Kutim. Biar Kutim makin maju. Agar kehidupan kami bisa berubah,” sahut Jamsiah.
Usai meninjau lokasi longsor, Kinsu pun meninjau lokasi infrastruktur di Gang Samaturu. Berada di Jalan Poros Sangatta-Bontang, kondisi akses masuk ke rumah penduduk memang mengkhawatirkan. Dari jalan poros menuju perkampungan, jalanannya rusak.
“Ini yang harus diperjuangkan oleh pemerintah. Banyak infrastruktur yang belum merata. Hal itu berimbas pada kondisi ekonomi masyarakat. Insya Allah nanti saya dan H Mahyunadi akan membenahi. Kalau jalannya diperbaiki, kualitas hidup masyarakat akan meningkat,” pungkas Kinsu. (*)