Halokaltim, Kukar – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong peningkatan mutu pendidikan dasar. Upaya tersebut difokuskan pada dua hal utama, yakni peningkatan kapasitas tenaga pendidik serta perbaikan sarana dan prasarana sekolah.
Kepala Bidang SD Disdikbud Kukar, Ahmad Nurkhalis, menyebut peningkatan kompetensi guru menjadi prioritas penting. Saat ini, pihaknya mengikuti arahan program nasional yang dicanangkan Presiden dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
“AI dan coding sudah selesai dilaksanakan. Yang masih berjalan adalah pelatihan pembelajaran mendalam, diikuti oleh guru kelas bawah, guru kelas atas, hingga kepala sekolah. Prosesnya cukup panjang, terdiri dari sesi tatap muka dan pembelajaran mandiri melalui Learning Management System (LMS),” ujar Nurkhalis, Rabu, 3 September 2025.
Selain pengembangan SDM, Disdikbud Kukar juga menaruh perhatian pada fasilitas pendidikan. Nurkhalis mengakui masih banyak sekolah, termasuk bangunan yang berdiri sejak tahun 1980-an, belum tersentuh rehabilitasi.
“Prinsip kami bertahap dan berkelanjutan sesuai kemampuan keuangan daerah. Kami lakukan pemetaan kebutuhan, lalu menentukan skala prioritas dari berbagai masukan, baik dari DPRD, tokoh masyarakat, maupun hasil monitoring lapangan,” katanya.
Untuk sekolah di wilayah pedalaman, sejumlah dukungan juga telah diberikan. Disdikbud menyalurkan bantuan pembangkit listrik tenaga surya ke beberapa lokasi, seperti Enggelam di Kecamatan Muara Wis, Anggana, dan Muara Kaman. Selain itu, pihaknya menggandeng Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) guna memperkuat jaringan internet di sekolah.
“Administrasi sekolah sekarang banyak berbasis online, termasuk transaksi keuangan. Maka dukungan sinyal sangat penting. Karena itu, kami sampaikan data ke Diskominfo agar bisa ditindaklanjuti,” tambahnya.
Di sisi lain, pemanfaatan teknologi pembelajaran juga terus didorong. Menurut Nurkhalis, seluruh SD negeri maupun swasta di Kukar sudah menerima minimal 15 unit Chromebook per sekolah. Beberapa sekolah bahkan mendapat lebih dari 28 unit.
“Jumlahnya memang belum sebanding dengan jumlah siswa, terutama kelas 4 hingga 6. Tapi yang jelas semua sekolah sudah menerima minimal 15 unit,” jelasnya.
Ia menambahkan, Chromebook tidak hanya digunakan untuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), tetapi juga pembelajaran sehari-hari. Untuk mendukung penggunaannya, Disdikbud menyiapkan video tutorial serta melakukan polling pemantauan.
“Mulai dari jumlah guru yang bisa menggunakan, frekuensi pemakaian, hingga bagaimana strategi sekolah dalam merawatnya. Karena alat ini cukup mahal, maka perlu mitigasi supaya aman dari kerusakan maupun kehilangan,” kata Nurkhalis. (*adv/diskominfokukar)
