Kesbangpol-FKDM Kutim Studi Tiru ke Malang : Penanganan dan Pengantisipasian Konflik di Masyarakat

Halokaltim -Rombongan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) beserta jajaran Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) laksanakan kunjungan studi tiru di Kota Malang Jawa Timur, pada Rabu 6 – 8 Maret 2024.

 

Disampaikan melalui Info FKDM Kutim, dalam kunjungan yang penuh makna ke Kota Malang pada Rabu, 6 Maret 2024. Rombongan dari Kutai Timur diterima langsung oleh Kepala Bakesbangpol Kota Malang, Rinawati MM, dan Sekretaris FKDM Kota Malang H. Anas Yusuf di Ruang Rapat Bakesbangpol Kota Malang.

 

Kepala Bakesbangpol Kutai Timur, Tejo Yuwono mengungkapkan, tujuan kunjungannya adalah untuk belajar dari pengalaman FKDM Kota Malang dalam penanganan dan pengantisipasian konflik di masyarakat.

 

“Kami ingin belajar dari Kota Malang, kota yang memiliki ratusan mahasiswa dari berbagai daerah, tetapi tetap terjaga kondusifitasnya,” ujar Tejo.

 

Karakteristik Kota Malang yang dihuni oleh banyak mahasiswa pendatang menjadi fokus pembelajaran bagi rombongan Kutai Timur.

 

Tejo menyoroti perbedaan antara kedua kota tersebut, di mana Malang menjadi destinasi banyak orang untuk menuntut ilmu, sedangkan Kutai Timur menjadi tempat berkumpulnya para pekerja di sektor perusahaan besar seperti batubara hingga kelapa sawit.

 

“Perbedaannya terletak pada motivasi kedatangan. Di Malang, orang datang untuk belajar, sementara di Kutai Timur, yang datang adalah pekerja yang mencari penghidupan,” jelasnya.

 

Meski demikian, Tejo mengakui bahwa karakter konflik di kedua wilayah tersebut berbeda. Kota Malang memiliki dinamika konflik antarsuku yang cenderung dinamis. Sementara di Kutai Timur, konflik dapat muncul terutama terkait dengan tenaga kerja dan tapal batas antarperusahaan.

 

Rinawati, Kepala Bakesbangpol Kota Malang, menyambut baik kunjungan tersebut dan menyebut bahwa Kota Malang memiliki dinamika sendiri dengan keberagaman mahasiswa dari berbagai daerah yang mencapai 100 ribu orang setiap tahunnya. Kendati demikian, Rinawati menekankan bahwa setiap konflik yang muncul selalu dapat diselesaikan dengan baik.

 

“Kota Malang dengan jumlah penduduk yang mencapai 1,5 juta orang pada siang hari memiliki potensi konflik yang tinggi. Namun, melalui kehadiran FKDM, kami dapat menangani setiap persoalan dengan cepat dan efisien,” ucap Rinawati.

 

Sementara Ketua FKDM Kutai Timur, Khoirul Arifin mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Kota Malang untuk belajar dan studi tiru kegiatan FKDM Malang. Agar bisa saling bertukar ilmu dalam melakukan upaya cegah dan deteksi dini potensi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) untuk menjaga kondusifitas daerah.

 

Dia menyampaikan bahwa di Kutai Timur ada 18 kecamatan dengan jumlah penduduk sekitar 425.000 jiwa, dengan luas wilayah sekitar 350.000 M2 memiliki karekteristik yang berbeda dengan Kota Malang.

 

“Kami jika datang ke kecamatan-kecamatan membutuhkan waktu lama dan jarak tempuh yang jauh, serta medan yang sulit. Sejauh ini, kami baru bisa membentuk tujuh FKDM tingkat kecamatan, dan semoga di tahun 2024 ini 18 kecamatan sudah bisa terbentuk kepengurusan FKDM,” ucapnya.

 

“Harapannya, agar semakin banyak bisa menjangkau informasi-informasi potensi konflik ATHG di wilayah kecamatan. Supaya bisa segera dilakukan upaya-upaya pencegahan dan deteksi dini untuk kondusifitas daerah tetap terjaga baik,” lanjut Khoirul.

 

Kunjungan ini membuka ruang dialog dan pertukaran pengalaman antara FKDM Kutai Timur dan Kota Malang, memperkaya pemahaman keduanya dalam menghadapi dinamika sosial yang berbeda. Diharapkan, pembelajaran ini dapat diterapkan untuk membangun ketahanan dan kewaspadaan dini masyarakat di masing-masing wilayah.