Halokaltim – Plh Kepala DPK Kaltim Taufik, mengatakan pustakawan harus adaptif terhadap perkembangan zaman, terutama di dunia digital. Katanya, ledakan kemajuan teknologi informasi saat ini telah merasuki sendi-sendi seluruh kehidupan masyarakat. Kondisi ini tentu berpengaruh pada minat baca masyarakat.
“Animo membaca kalah jauh dengan penggunaan gadget yang masif. Kondisi ini mau tidak mau, suka tidak suka, akan merubah cara pandang pustakawan terhadap informasi yang maju saat ini,” katanya.
Menurut Taufik, perpustakaan dan pustakawan harus membuka mata, merubah diri, dan saling bersinergi. Bahkan harus berkolaborasi terhadap perubahan itu sendiri. “Kata orang bijak, kalau kita tidak mengikuti perubahan maka akan tergilas dengan perubahan itu sendiri,” ujarnya.
Bagi Taufik, karya cetak dan karya rekam merupakan hasil budaya bangsa. Keduanya memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu tolak ukur kemajuan. Diantaranya ilmu pengetahuan, teknologi, penelitian, penyebaran informasi, pelestarian budaya nasional serta merupakan alat telusur terhadap catatan sejarah.
“Jejak perubahan dan perkembangan kemajuan zaman harus tercatat dan terekam di karya cetak maupun di karya rekam, hal ini tentunya untuk kepentingan daerah dan bangsa Indonesia,” ucapnya.
Taufikmenjelaskan, untuk menghimpun karya cetak dan karya rekam sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 13, Kaltim yang merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berperan dan membangun karakter bangsa.
“Bukan hanya sekadar biasa-biasa saja, tetapi harus berani melakukan suatu perubahan, berani memahami masa lalu, mengakui kesalahan yang pernah terjadi dan mau belajar,” tuturnya.
Taufikmenambahkan, karya cetak dan karya rekam merupakan salah satu budaya bangsa yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional. “Khususnya sebagai tolok ukur kemajuan intelektual, referensi, pendidikan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta penelitian yang merupakan perkembangan bangsa dan pembangunan untuk kepentingan nasional,” bebernya.