Halokaltim, Sangatta – Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT) menggelar penyerahan sembako ke Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan, Sabtu (29/10/2022).
Pada kegiatan itu, paket sembako diserahkan secara simbolis oleh Ketua AJKT Sukriadi didampingi Anggota AJKT kepada pengurus Ponpes Daarus Sholah yang berlokasi di Jalan Trisari, Kampung Kajang, Desa Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan dan Ponpes Hidayatulah di Jalan P. Hidayatullah No 63, Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara.
“Lewat kegiatan ini kami terus mengajak rekan-rekan jurnalis di AJKT untuk selalu mengingat kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Semoga lewat kegiatan seperti ini menjadi penyemangat bagi organisasi lain untuk dapat menyisihkan rezekinya bagi saudara kita yang membutuhkan,” ujar Ketua AJKT Sukriadi usai menyerahkan bantuan.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan Gerakan AJKT “berbagi dalam bingkai kebersamaan”. Semoga kegiatan ini menjadi agenda rutin.
“Saya berterima kasih yang tak terhingga kepada saudara-saudara saya di AJKT dan kepada para donatur, dan stakeholder yang turut mendukung kegiatan ini. Semoga apa yang kita lakukan mendapatkan ridho dari Allah subhanahu wa ta’ala. Amin,” terangnya.
Adapun paket sembako yang diserahkan terdiri dari beras, mie instan, lalu minyak goreng, susu, gula, dan telur.
Badan Pengawas Ponpes Hidayatullah Abidin mengungkapkan, jumlah santri di Ponpes kini berjumlah 50. Usia santri beragam. Dari usia Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menegah Atas (SMA). Kondisi mereka (santri) ada yang Yatim dan dhuafa atau kurang mampu. Asal santri ada dari Kecamatan Sandaran Desa Manubar, Kecamatan Karangan, Kaliorang, Bengalon hingga Kongbeng.
“Santri yang SMP dan SMA sekarang tinggal di asrama kita yang ada di Kilo 5 jalan Poros Bontang. Tapi untuk kebutuhan makan tetap di sediakan dari sini,” ungkap Abidin.
Di kesempatan yang sama, Pimpinan Ponpes Darul Sholah Habib Maslukhi menjelaskan, usai musibah kebakaran yang melanda Ponpes 2021 lalu. Kini santri tinggal terpencar. Santri laki-laki menempati bangunan kayu di bekas kebakaran. Lalu, santri perempuan menempati bangunan darurat di depan lahan ponpes. Sedangkan yang anak-anak tinggal dirumah pimpinan ponpes. Jumlah santri kini mencapai 66 santri. Usianya mulai dari TK hingga SMP.
“Dulu memang ada anak balita yang diasuh disini. Sekarang tidak ada lagi. Paling kecil usia TK. Santri disini kebanyakan dari keluarga kurang mampu. Hanya 6 yang yatim. Mereka (santri) ada yang berasal dari Samarinda, Kota Bontang, Kecamatan Sandaran dan Bengalon,” bebernya. (*)