BALIKPAPAN – Pemerintah melalui Tim Transisi IKN menggelar Konsultasi Publik Studi Amdal Rencana Kegiatan Pembangunan Kawasan Terpadu Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Fasilitas Pendukung Lainnya Provinsi Kalimantan Timur di Hotel Platinum Balikpapan.
Menjawab wartawan usai membuka konsultasi publik itu, Gubernur Kaltim H Isran Noor mengatakan pembangunan apa saja harus didahului dengan analisis dampak lingkungan (Amdal), apalagi sebuah ibu kota negara yang akan dibangun dengan berbagai macam keunggulan.
Jadi, tegas Gubernur, Ibu Kota Nusantara (IKN) memang harus didesain jelas. Sebab IKN bukan hanya soal lingkungan, tapi juga tentang kehidupan masyarakat di sekitarnya.
“Ada budaya, adat istiadat, dan lain-lain yang menentukan. Maka harus dikaji dan dikonsultasikan. Jadi ini sudah bener banget dah. Kalian ndak usah ragu deh,” canda Isran kepada para wartawan yang mengerubunginya.
Dijelaskan, IKN akan dibangun menjadi kota yang smart, pintar. Membangun kota yang berkelanjutan, sustainable city dan modern city. Kemudian juga kota yang ramah lingkungan.
“Yang akan dibangun ini forest city atau kota dalam hutan. Bukan hutan dalam kota,” tegas Isran lagi.
Sangat tepat menurut Gubernur digelar konsultasi publik ini karena menghadirkan semua pemangku kepentingan. Mulai dari para bupati, camat, lurah dan kepala desa.
Kemudian juga mengundang tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan lainnya untuk menyampaikan hal-hal yang sudah semestinya disampaikan.
“Makanya ini camat dan lurah diundang. Seharusnya semua disampaikan agar jelas
terkait kawasan lingkungan ini,” tandasnya.
Sementara Dr Diani Sadiawati, Ketua Bidang Koordinasi Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Tim Transisi Otorita IKN menjelaskan bahwa studi kelayakan sudah dilakukan sejak tahun 2018-2019, hingga secara nasional IKN mendapat dukungan dengan disahkannya UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara.
“Pemindahan IKN diharapkan bisa menjadi pusat grativasi ekonomi baru di tengah Indonesia. IKN juga akan menjadi simbol jati diri bangsa. Representasi kota yang cerdas, hijau dan berkelanjutan. Efektif dan efisien dalam pengelolaan sumber daya alam dan mampu memberikan layanan yang baik dalam penggunaan air, energi, model transportasi terpadu, pengelolaan limbah, serta bersinergi dengan alam,” papar Diani. (sul/ky/adpimprov kaltim)