Halokaltim – Belum lama ini hasil survei yang dikeluarkan Litbang Kompas pada 26 Mei-24 Juni 2022, menunjukkan Demokrat sebagai partai pilihan anak muda. Tingginya ketertarikan kalangan muda kepada Partai Demokrat, juga terlihat dari banyaknya pemuda-pemudi yang bergabung sebagai kader hingga dipercaya menjadi pengurus struktural partai. Hal ini terjadi tidak hanya di kepengurusan tingkat pusat, namun juga di daerah, salah satunya Kaltim.
Seperti diketahui, usai kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Kaltim berada di bawah kendali Irwan, regenerasi pun terus dilakukan. Termasuk di antaranya merekrut para pemuda untuk menjadi kader partai Demokrat. Terbaru, DPD Demokrat Kaltim kembali menambah dua orang pengurus partai yang juga datang dari kalangan pengusaha muda.
Terinspirasi Kepemimpinan Pemuda di Demokrat
Febriansyah (32) adalah salah satu pemuda yang akhirnya memutuskan bergabung ke Demokrat. Sebelumnya, Febriansyah diketahui lebih aktif sebagai pebisnis. Usai menuntaskan pendidikannya, ia memulai bisnis di bidang manajemen, bekerja sama dengan salah satu sekolah bahasa Inggris berskala nasional. Hingga tahun 2019, total ada 4 cabang yang dibuka di Samarinda.
“Saya saat ini fokusnya bekerja di bidang pendidikan dan properti di Samarinda. Namun bisnis pertama yang saya rintis adalah di bidang pendidikan pada 2014 lalu. Saya bekerja sama dengan salah satu sekolah bahasa Inggris nasional yaitu Briton. Dalam kerja sama itu saya bertugas di bidang manajemen sekolah ini. Saya juga yang memegang lisensinya untuk wilayah Samarinda. Sembari berjalannya bisnis di bidang pendidikan bahasa Inggris ini juga, saya mulai bisnis saya di bidang properti tadi,” jelasnya.
Ia mengatakan, sosok pemimpin muda seperti Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPD PD Kaltim Irwan, yang dapat melakukan perubahan di masyarakat, menjadi inspirasi bagi dirinya.
“Pertama, ya, jelas alasan saya bergabung ke Demokrat karena mengagumi AHY sebagai tokoh muda, yang dipandang menjadi sosok pemimpin masa depan bagi Indonesia. Bang Irwan Fecho juga sangat menginspirasi saya, dari kerja-kerja dan bukti-bukti perubahan yang ditunjukkan beliau secara nyata kepada kita semua,” ujar Febriansyah.
Pria kelahiran Samarinda ini juga mengaku telah lama mengikuti sepak terjang karir politik Ketua DPD Demokrat Kaltim yang menjabat saat ini. Hal itu semakin meyakinkan dirinya bahwa panggung politik dapat menjadi wadah untuk mengakselerasikan perubahan menjadi lebih cepat dan merata. Hal ini sekaligus menggeser paradigmanya terkait politik yang ada selama ini.
“Sepengetahuan saya beliau berjuang di panggung politik ini bukan berangkat dari orang yang berlatar belakang politik. Melainkan PNS yang ingin adanya perubahan yang lebih cepat, besar, serta merata dengan cara kerja keras dan cerdas,” tembahnya.
Alasan terakhir yang memantapkan dirinya untuk terjun ke dunia politik lewat Partai Demokrat, tidak lain karena adanya kepercayaan yang diberikan pimpinan partai kepada pengurus muda tidak hanya terdaftar sebagai kader saja, namun ikut duduk dan aktif dalam struktur kepengurusan organisasi partai.
“Partai demokrat di era kepemimpinan AHY dan bang Irwan di kaltim memberikan porsi yang besar untuk anak muda untuk berpartisipasi di dunia politik. Terbukti dengan slogan yang mereka gaungkan yaitu muda adalah kekuatan, dan mereka komitmen dengan hal itu terbukti dari kader-kader mereka yang ada saat ini dihuni oleh mayoritas kaum muda,” tegasnya.
Saat ditanya soal target usai bergabung ke DPD Demokrat Kaltim, ia mengatakan bahwa dirinya ingin dapat dapat membantu membesarkan partai. Selain itu ia pun memiliki keinginan untuk dapat mengedukasi anak muda, terkait pentingnya peran pemuda dalam berpolitik.
Ingin Bermanfaat Bagi Orang Lain
Keinginan bergabung ke Demokrat karena dipimpin oleh kalangan muda, juga dirasakan oleh kader Demokrat lainnya yaitu Mappabali (47). Sarjana Hukum dari Universitas Hasanuddin Makassar ini berkisah bahwa dahulu dirinya tidak begitu tertarik dengan dunia politik. Setelah menyelesaikan kuliahnya pada 2001 silam, ia sempat melamar pekerjaan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang otomotif. Perjalan karirnya pun ia mulai dengan bekerja di divisi marketing. Selama menekuni pekerjaannya ini, perlahan dirinya dipercaya untuk mendapatkan promosi dari perusahaan untuk menjadi kepala cabang hingga general manager.
“Sampai kemudian pada tahun 2006, saya akhirnya memutuskan keluar dari perusahaan ini. Saat itulah saya memutuskan untuk memulai bisnis saya sendiri. Memang benar di tempat saya bekerja sebelumnya saya sudah di zona nyaman. Karena semasa menjabat sebagai General Manager itu berbagai fasilitas saya terima dari perusahaan mulai dari rumah, kendaraan, dan lain sebagainya. Tapi memang seiring berjalannya waktu saya merasa bahwa apa yang saya terima ini “belum cukup”. Untuk melakukan hal yang lebih besar memang harus menjadi entrepreneur, agar dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” jabarnya.
Saat itu bisnis yang ia buka bergerak di bidang kontraktor pertambangan sebagai suplai chain (distributor). Selama memulai bisnisnya sendiri, pria kelahiran Balikpapan ini menceritakan bahwa banyak hal menarik yang ia peroleh. Pertama, bisa mendapat kebebasan waktu dan finansial. Namun yang lebih penting ada nilai ibadah dari pekerjaan yang ia lakukan dengan menjadi jembatan rezeki orang lain dengan menyediakan lapangan kerja.
“Jadi orang lain bisa berasap dapurnya atas ikhtiar yang saya lakukan. Setelah berjalan kurang lebih 17 tahun, total pegawai yang bekerja di perusahaan saya ini sudah mencapai 300an orang,” tuturnya.
Berangkat dari niat ingin membantu lebih banyak orang inilah, hingga ia memutuskan untuk masuk ke dunia politik. Ia menyebut bahwa dengan melihat peta politik yang ada, banyak hal yang bisa ia perbuat untuk dapat membantu lebih banyak orang. Hal ini bisa dilakukan lewat kewenangan-kewenangan legislasi, salah satunya pembuat kebijakan. Untuk mencapai targetnya ini, ia pun tak ingin sembarangan dalam memilih kendaraan politik.
“Selama ini saya mengamati bahwa di Demokrat, dari Ketua Umum sampai Ketua Demokrat Kaltim masih muda-muda. Karena saya lihat anak-anak muda yang masih fresh punya jiwa idealisme, saya pun melihat bahwa partai ini punya potensi. Karena kalau kita sama-sama muda itu masih punya idealisme yang belum terpengaruh dengan perpolitikan kita selama ini. Itulah yang membuat saya tertarik untuk bergabung ke Demokrat,” ungkapnya. (*)