Road Show ke Disdikbud Kaltim, Sekda Sri Wahyuni Tekankan 4 Poin Penting

Sri Wahyuni saat mengunjungi Disdikbud Kaltim.

SAMARINDA – Setelah melakukan rapat terbatas dengan para  kepala biro di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kaltim pekan lalu, Sekda Sri Wahyuni melakukan road show ke perangkat daerah di lingkungan Pemprov Kaltim.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim yang terletak di kawasan Jalan Basuki Rahmat Samarinda, menjadi perangkat daerah pertama yang dikunjungi Sri Wahyuni, dalam upaya menguatkan koordinasi dan komunikasi, sekaligus mengidentifikasi permasalahan di setiap instansi.

Kedatangan Sekda perempuan pertama di Provinsi Kaltim di Disdikbud langsung disambut Kadisdikbud Anwar Sanusi, Sekretaris Sofia Rahmi, pejabat eselon III dan IV, serta Kepala Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT) Iman Hidayat.

Dalam arahannya, Sri Wahyuni menekankan empat poin penting yang harus dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Disdikbud Kaltim. Poin pertama, terkait tertib administrasi.

“Kita ingin setiap kegiatan yang dilakukan itu adalah benar-benar merealisasikan itu yang namanya target indikator kinerja. Jadi siapapun yang ada di dinas, mau itu pejabat struktural sampai outsourcing yang berkenaan kegiatan, sebelum merencanakan harus tahu indikator kinerjanya apa, dan bisa menerjemahkan indikator kinerjanya apa,” kata Sri Wahyuni pada pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Kersik Luway Disdikbud Kaltim, Kamis (14/4/2022).

Poin kedua, lanjut dia, terkait urusan pendidikan. Ke depan, akan dibentuk tim gugus tugas yang memetakan berapa potensi anak didik (lulusan SMA/SMK) di Kaltim, lalu dipetakan juga berapa kebutuhan di pasar industri.

“Apakah link and match-nya sudah ketemu. Apakah jurusan itu perlu ditambah, dikurangi atau ada jurusan baru yang belum kita punya tapi pasar industri membutuhkan. Jurusan multimedia misalnya, yang saat ini sedang tren,” jelasnya.

Poin ketiga, terkait urusan kebudayaan. Kaltim dikenal bukan hanya dari sumber daya alamnya tetapi juga budayanya. Saat ini pendulumnya sudah kembali ke Kaltim. Dari kerajaan Hindu tertua, pusat dari zaman pra sejarah ke sejarah. Kenapa? Karena sudah mengenal tulisan. Dan sekarang kembali lagi ke sini dengan adanya Ibu Kota Nusantara IKN).

“Nah itu budayanya harus kita angkat, salah satunya Museum Mulawarman. Kita berharap ke depan Museum Mulawarman bisa mendapatkan perhatian lebih sehingga benar-benar menjadi museum hidup dan setiap pengunjung yang datang akan terkenang dan punya memori bahwa inilah gambaran Kesultanan Kutai tempo dulu,” harapnya.

Terakhir atau poin keempat, terkait dengan beasiswa. Yang mana Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) akan diperluas peruntukkannya, selain pelajar juga ada pekerja sektor jasa produktif.

“Ada pelaku ekonomi kreatif, perkoperasian dan industri (welding). Kenapa kita memerlukan itu, karena ketika mereka memiliki kompetensi, mereka bisa bekerja. Ketika mereka bisa bekerja, mereka juga bisa menarik angkatan kerja yang lain,” pungkasnya. (her/sul/adpimprov kaltim)

Editor: Raymond Chouda