SAMARINDA – Pemprov Kaltim di bawah kepemimpinan Gubernur Isran Noor secara tegas akan terus perjuangkan APBN untuk masuk ke jalan-jalan nasional di Kaltim. Alasannya simpel, bahwa setiap jengkal wilayah NKRI di Kaltim, harus mendapat perhatian pemerintah pusat.
Hal itu sebab pandemi covid-19 yang dua tahun terakhir memaksa pemerintah harus melakukan perombakan tatanan alokasi anggaran di tubuh APBN hingga APBD provinsi maupun kabupaten/kota.
Refocusing anggaran tidak bisa dielakkan. Termasuk penyesuaian rencana-rencana pembangunan insfrastruktur di daerah yang bersumber dari APBN, tidak terkecuali di Kaltim.
“Salah satu permasalahan yang dihadapi untuk preservasi dan pembangunan ruas jalan nasional di Kaltim tahun 2020-2021 adalah refocusing anggaran,” kata Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan (KPIJ) Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Purnyoto, akhir Maret lalu.
Permasalahan berikutnya adalah aktivitas kendaraan ODOL (over dimension over load) yang melintasi jalan nasional di Kaltim. Satu permasalahan lain yang sangat nampak adalah alih fungsi lahan akibat kegiatan pertambangan. Aktivitas tambang ini memberi banyak kontribusi terhadap kerusakan jalan nasional.
Namun demikian, meski menghadapi banyak kesulitan di masa pandemi, pemerintah tetap berupaya keras agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tahun 2021 sudah dilakukan preservasi jalan dan jembatan nasional untuk pemeliharaan rutin jalan sepanjang 1.591,15 km, rehabilitasi/rekonstruksi jalan 148,92 km, pemeliharaan rutin jembatan 6.445,2 meter, dan preservasi jembatan 1.542,21 meter. Pada tahun 2021 juga sudah dilakukan pembangunan jalan nasional 38,69 km, pembangunan jembatan 554,54 meter, dan pembangunan jembatan gantung 180 meter.
Sedangkan pada tahun 2022 untuk preservasi jalan dan jembatan nasional terdiri dari pemeliharaan rutin jalan 1.581,70 km, rehabilitasi/rekonstruksi jalan 113,93 km, pemeliharaan rutin jembatan 5.999,6 meter dan preservasi jembatan 2.125,7 meter.
Ada pula pemeliharaan rutin jalan baru 103,55 km, pembangunan jalan 19,77 km, pembangunan jembatan 307 meter dan pembangunan jembatan gantung 180 meter.
Pekerjaan-pekerjaan yang sedang dan akan dilakukan di tahun 2022, di antaranya adalah jalan rusak dan berlubang di depan Bandara APT Pranoto Samarinda ke arah Bontang. Tahun ini rute untuk Samarinda ke Bontang diharapkan sudah mulus.
Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan (KPIJ) Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim Purnyoto menjelaskan tahun 2022 ini Kementerian PUPR telah menyiapkan APBN untuk preservasi jalan Simpang 3 Lempake – Simpang 3 Sambera – Santan dengan alokasi lumayan besar.
“Untuk Simpang 3 Lempake – Simpang 3 Sambera – Santan, alokasi pagu indikatif yang kita siapkan sebesar Rp 136,15 miliar,” kata Purnyoto di Kantor BBPJN Kaltim Balikpapan, pekan lalu.
Angka ini menjadi yang terbesar di antara peta rencana penanganan tahun 2022 untuk kegiatan preservasi jalan dan jembatan. Bukan hanya mulus hingga Santan, APBN pun telah juga disiapkan untuk preservasi jalan Santan – Bontang – dalam Kota Bontang.
“Untuk jalur Santan sampai dalam Kota Bontang, APBN kita alokasikan sebesar Rp 35,43 miliar,” ungkap Purnyoto.
Setelah selesainya seluruh perbaikan jalan tahun ini, diharapkan kondisi jalan dari Samarinda menuju Bontang akan lebih baik sehingga waktu tempuh bisa lebih singkat.
Tahun ini secara keseluruhan untuk kegiatan preservasi jalan dan jembatan, APBN menyiapkan sebanyak Rp 1,1 triliun tersebar untuk seluruh ruas jalan nasional di Kaltim.
Antara lain jalur menuju Kutai Barat hingga batas Kalimantan Tengah. Untuk jalur ini meliputi preservasi jalan Loa Janan – batas Kota Tenggarong – Simpang 3 Senoni – Kota Bangun. Nilai alokasi pagu indikatifnya Rp 48,4 miliar.
Kemudian preservasi jalan Kota Bangun – Gusig Rp 50,4 miliar, Gusig – Simpang Blusuh Rp 91,9 miliar, Simpang Blusuh – Simpang 3 Damai – Barong Tongkok – Mentiwan (Sendawar) Rp 18,2 miliar. Ada juga preservasi jalan Simpang Blusuh – batas Kalteng Rp 107,2 miliar.
Preservasi jalan dan jembatan juga dilakukan ke wilayah utara. Mulai Bontang -Sangatta – Simpang Perdau Rp 44,9 miliar. Preservasi jalan akses Pelabuhan Maloy (KEK MBTK) Rp 55,7 miliar. Preservasi jalan Simpang Perdau – Muara Lembak – Pelabuhan Ronggang (Sangkulirang) Rp 61,6 miliar. Preservasi jalan Batu Ampar – Simpang 3 Muara Wahau Rp 28,3 miliar. Preservasi jalan Simpang Perdau – Batu Ampar Rp 43,5 miliar. Preservasi jalan Kelay – Labanan Rp 48,7 miliar, Simpang 3 Muara Wahau – Kelay Rp 20,4 miliar, preservasi jalan dalam Kota Tanjung Redeb Rp 1 miliar.
Preservasi jalan juga dilakukan untuk Labanan – Tanjung Redeb – Batas Bulungan Rp 48,2 miliar. Preservasi jalan Gunung Tabur (Simpang 3 Maluang) – Usiran – Tanjung Batu (Dermaga Derawan) Rp 26 miliar.
Preservasi juga dilakukan dalam Kota Balikpapan sebesar Rp 12,4 miliar dan preservasi jalan dalam Kota Samarinda – Jembatan Mahakam – Loa Janan – batas Kota Samarinda – dalam Kota Tenggarong Rp 14,6 miliar.
Untuk wilayah selatan, preservasi jalan juga dilakukan mulai Kerang (batas Provinsi Kalsel) – batas Kota Tanah Grogot (dalam kota) – Lolo – Kuaro Rp 60,4 miliar. Preservasi jalan Kuaro – Batu Aji Rp 113,9 miliar dan preservasi jalan Kuaro – Kademan – Penajam Rp 20,6 miliar. Terakhir preservasi jalan juga dilakukan untuk Jalan Soekarno Hatta (Balikpapan) – batas Kota Balikpapan – Simpang Samboja – Loa Janan senilai Rp 14,5 miliar.
Penanganan preservasi jalan ini dilakukan menggunakan dana singel year contract (SYC) dan multiyears contract (MYC).
“Sedangkan untuk Kabupaten Mahakam Ulu masuk dalam peta rencana penanganan tahun 2022 untuk kegiatan pembangunan jalan melalui MYC. Sedangkan untuk pemeliharaan menggunakan SYC,” bebernya.
Untuk Kabupaten Mahakam Ulu beberapa pekerjaan pembangunan jalan yang akan dilakukan adalah Long Bagun – Tering 1 Rp 24,2 miliar, Tiong Ohang – Long Pahangai 3 Rp 30,7 miliar, Long Bagun – Tering 3 Rp 45 miliar dan Long Pahangai – Long Boh Rp 45 miliar. Untuk pembangunan jalan ini, APBN juga mengalokasikan untuk pembangunan drainase dan kolam retensi Tol Balikpapan-Samarinda Rp 12,8 miliar.
Bukan hanya jalan, pemerintah juga akan membangun jembatan pada tahun ini. Beberapa jembatan nasional yang akan dibangun tahun ini adalah pembangunan jembatan paralel perbatasan ruas Tiong Ohang – Long Pahangai/paralel perbatasan II (MYC SBSN) Rp 20,4 miliar. Pembangunan jembatan paralel perbatasan ruas Tiong Ohang – Long Pahangai/paralel perbatasan IV (MYC SBSN) Rp 43,2 miliar. Pembangunan Jembatan Sungai Ratah (MYC) Rp 60 miliar, paket pembangunan jembatan paralel perbatasan V (UMYC SBSN) Rp 36,3 miliar.
Pembangunan jembatan juga dilakukan untuk fender Jembatan Pulau Balang (UMYC) Rp 85,4 miliar, serta pembangunan jembatan gantung 1 dan 2 masing-masing dengan alokasi Rp 4 miliar.
“Kita tidak boleh menyerah dengan keadaan. Harus terus berjuang meski pandemi menghadang. Kita akan terus perjuangkan APBN untuk masuk ke jalan-jalan nasional. Sebab setiap jengkal wilayah NKRI ini harus mendapat perhatian pusat, bukan Jawa sentris,” tegas Gubernur Kaltim H Isran Noor dalam banyak kesempatan. (sul/ky/adpimprov kaltim)