Halokaltim.com – Hilirisasi produk merupakan wacana lawas yang telah digaungkan akademisi Kaltim sejak puluhan tahun lalu. Hingga kini, realisasi rencana tersebut masih jauh dari harapan. Sebagai daerah penghasil komoditas bernilai tinggi, hilirisasi merupakan isu penting yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian di Kaltim.
Anggota DPRD Kaltim Bagus Susetyo yang juga ketua Real Estate Indonesia (REI) Kaltim ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Kaltim masih bergantung pada ekspor komoditas. Ia menilai, sangat penting bagi Pemprov Kaltim untuk mengundang investor untuk menggerakkan sektor industri manufaktur sebagai bentuk realisasi hilirisasi produk.
Bagus mencontohkan, komoditas minyak kelapa sawit yang saat ini hanya diekspor dalam bentuk bahan mentah. Mestinya, tegasnya, diolah terlebih dahulu menjadi minyak goreng, kosmetik, dan produk turunan lainnya ini di Kaltim.
“Lahan sudah ada. Di Buluminung PPU, Kariangau Balikpapan, dan Maloy,” sebutnya.
Diyakininya, jika industri hilir berjalan maksimal maka bisa mendongkrak target investasi dari Bappenas. Selain itu dapat menciptakan multiplier effect. Ditambah lagi adanya IKN di Kaltim.
Di satu sisi, Bagus saat ini meminta Pemprov Kaltim meningkatkan target investasi menjadi Rp 47,15 triliun. Angka ini dinilai cukup realistis. Sebab masih lebih kecil dari target Bappenas yakni 6,5 persen hingga 7,2 persen dilihat melalui penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kaltim 2022.
Menurutnya, target dinaikkan ini supaya Pemprov Kaltim memiliki motivasi lebih kuat lagi. Terlebih target ini ditetapkan Bappenas untuk menyambut IKN.
Salah satu jalan menggapai target investasi itu dengan membuka keran ekonomi di Kaltim. Semisal di didang perpajakan dilakukan toleransi kepada investor yang baru masuk.
Dengan demikian, sambungnya, dapat mengakomodasi pergerakan barang jasa dan geliat pembangunan. Makanya Pemprov Kaltim diminta lebih jeli menangkap peluang investasi seiring dengan pembangunan IKN. (god)
Penulis : Hadid