Halokaltim.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kembali gelar forum pengurangan resiko bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta pembentukan Relawan Peduli Karhutla. Kegiatan itu dilaksanakan di Hotel Royal Victoria Sangatta, Selasa (27/10/20).
Pembukaan acara tersebut dilakukan oleh Pjs Bupati Kutim, Dr HM Jauhar Effendi didampingi Kepala BPBD Kutim Drs Syafruddin MAP. Kegiatan pelatihan akan berlangsung pada 27-28 Oktober 2020.
Dalam sambutannya, Jauhar mengatakan bahwa perkembangan situasi saat ini, masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi covid-19. Namun pemerintah tidak menutup mata terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan.
“Wilayah Kutim yang luasnya 17 persen dari Provinsi Kalimantan Timur dan sebagian besar adalah hutan yang memiliki potensi kebakaran merupakan tantangan kita bersama. Meskipun di tahun ini karhutla di Kutim relatif menurun kita tidak boleh lengah,” Kata Jauhari.
Lebih lanjut, Jauhar mengucapkan rasa terimakasihnya bahwa rekan-rekan relawan telah memberikan kontribusi yang besar bagi Kutim.
“Untuk masalah karhutla, kita harus all out bersinergi dari seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali rekan-rekan relawan, untuk meminimalisir dampak Karhutlah,” harapnya.
Kembali Jauhar menegaskan bahwa ini adalah pekerjaan yang sangat berat maka Forum Peduli Karhutla adalah platform bersama untuk membangun jejaring, koordinasi dan sinergi dalam penanganan bencana karhutla.
Tidak lupa Jauhar mengimbau kepada seluruh relawan untuk selalu mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan sembarangan dan membakar lahan tanpa perijinan.
Sebelumnya Syafruddin menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah untuk membentuk Forum Peduli Karhutla di Kutim yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan Peraturan Daerah Kabupaten Kutim Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Bencana Daerah serta peraturan Menteri Lingkungan Hidup.
“Peserta yang mengikuti kegiatan adalah sebanyak 50 orang yang berasal dari berbagai unsur, yakni dari unsur pemerintah, unsur perguruan tinggi, swasta dan masyarakat sipil,” jelas Syafruddin.
“Narasumber atau fasilitator sendiri terdiri dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Forum Pengurangan Resiko Bencana Daerah Istimewa Jogjakarta, BPBD Kabupaten Kutim dan relawan dari Kutim yang bertindak sebagai fasilitator,” tambahnya.
Syafruddin kembali menjelaskan bahwa tujuan dan sasaran kegiatan ini adalah untuk membangun sebuah forum sebagai ajang koordinasi dan sinergi penanggulangan bencana pada umumnya dan bencana Karhutlah pada khususnya. (*)
Penulis : Rusli Nobi
Editor : Raymond Chouda