Halokaltim.com – Calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim), H Mahyunadi SE MSi dan H Lulu Kinsu punya berbagai program kerja yang telah disiapkan untuk mewujudkan Kutim Makin Maju. Dari sekian banyak program, ada lima program prioritas yang ingin mereka tuntaskan di periode pertama jika terpilih.
Dalam kegiatan blusukannya ke sejumlah desa di Kecamatan Long Mesangat, Mahyunadi-Kinsu menyampaikan lima program besar yang telah mereka siapkan untuk membawa Kutim menjadi kabupaten yang maju di Kaltim, bahkan di tingkat nasional.
Program pertama yang digenjot, menurut Mahyunadi saat berkampanye di Desa Tanah Abang dan Desa Sumber Sari, Minggu (18/10/2020) lalu, yakni membuat semua jalan-jalan antarkecamatan dan antardesa di Kutim mulus dengan program aspal maupun semenisasi.
“Jika kami jadi bupati dan wakil bupati, maka hal pertama yang akan kami tuntaskan di periode pertama yakni membuat semua jalan-jalan di Kutim diaspal dan disemenisasi. Kami akan buat jalan-jalan menjadi mulus,” ungkapnya.
Hal itu penting agar konektivitas antardaerah, antarkecamatan, dan antardesa di Kutim mudah dijangkau. Persoalan jalan amblas yang banyak menghambat distribusi barang ke daerah pelosok dan pesisir akan diupayakan tidak ada lagi ke depan. Dengan jalan yang baik, kegiatan hilir mudik masyarakat menjadi mudah dan lancar.
Poin kedua yang juga tidak skala prioritasnya untuk dituntaskan yakni kelistrikan. Mahyunadi-Kinsu menjanjikan, persoalan krisis setrum yang ada di banyak desa di Kutim akan dituntaskan di periode pertama kepemimpinan.
Mengapa harus dipercepat untuk dituntaskan, menurut Manyunadi listrik ini menjadi masalah vital dan memang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Pertumbuhan dan geliat ekonomi di sebuah desa dan kecamatan bahkan kabupaten, sangat bergantung dari ketersediaan listrik memadai.
“Masalah listrik yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat di berbagai desa, akan kami tuntaskan di periode pertama. Kami tidak ingin ada lagi krisis listrik. Tidak boleh ada lagi desa yang tidak tersentuh listrik 24 jam,” imbuhnya.
Mahyunadi menegaskan, apapun caranya dan bagaimanapun jalannya, masalah listrik ini akan dituntaskan Mahyunadi-Kinsu. Bagi pasangan nomor urut satu, ini menjadi tantangan sebagai bukti keseriusan dalam membangun Kutim maju.
“Apapun dan bagaimanapun caranya, listrik sudah harus bisa kita selesaikan agar desa bisa menikmati listrik yang layak. Karena itu menjadi hak dari masyarakat yang perlu diberikan pemerintah,” tuturnya.
Program ketiga yang dicanangkan pasangan yang mengusung tagline Kutim MaKin Maju Untuk Perubahan, yakni mendorong dan mewujudkan swasembada pangan. Dengan potensi lahan yang begitu besar di Kutim, tinggal bagaimana pemerintah menggali potensi tersebut.
Untuk mendorong swasembada pangan itu, lanjut dia, maka Mahyunad-Kinsu akan mendorong sentralisasi pertanian. Supaya hasil pertanian bisa dikelola dalam skala besar. Kecamatan dan desa yang punya potensi pertanian akan digarap dengan serius. Selain jadi sumber ekonomi masyarakat, juga menjadi sektor bisnis ke depannya.
“Jika kita menanam jagung di satu desa atau kecamatan, maka semua petani kita dorong agar menanam jagung. Agar saat panen, stoknya banyak dan bisa didistribusikan dengan mudah. Kita akan cari para penjual yang siap membeli itu,” jelasnya.
Sehingga, kata dia, semua infrastruktur untuk menunjang itu akan dibenahi. “Akan kita siapkan. Biar program swasembada pangan dapat dilakukan. Petani juga menjadi lebih semangat,” sambung pria yang pernah menjabat anggota DPRD Kutim selama 3 periode berturut-turut tersebut.
Ditambahkan H Kinsu, program keempat yang digalakkan pihaknya yakni, mewujudkan pemerintahan yang transparan dan akuntabel dengan elektronik government (e-government). Nantinya, seluruh kegiatan dan program pembangunan pemerintah akan dapat diketahui dan diakses oleh seluruh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat secara otomatis menjadi bagian dari pengawas pembangunan dan pemerintahan.
“Dengan diterapkan sistem pemerintahan yang transparan, aspirasi, dan akuntabel lewat elektronik government, maka tidak ada lagi istilah praktik-praktik transaksional dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah. Persoalan korupsi juga dapat dicegah,” paparnya.
Tidak hanya itu, untuk mewujudkan sistem dan tata kelola pemerintahan yang bersih, maka dalam penyusunan dan pengelolaan APBD Kutim akan menggunakan sistem elektronik budgeting (e-budgeting). Bila itu diterapkan, maka seluruh program pembangunan yang akan dilaksanakan pemerintah dapat diakses dan diawasi secara langsung.
“Untuk mendukung itu terwujud, maka sarana dan prasarana terkait itu akan kita siapkan. Salah satunya yakni ketersediaan akses jaringan memadai di 18 kecamatan di Kutim. Karena penerapan elektronik government dan elektronik budgeting berbasis internet,” terang pengusaha minyak sukses tersebut.
Kelima, meningkatkan akses pelayanan kesehatan dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Ini penting dilakukan untuk mendekatkan dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak hanya di kawasan perkotaan, tetapi juga untuk masyarakat di wilayah pelosok dan pesisir Kutim.
“Untuk daerah-daerah di pelosok, kita akan upayakan membangun Rumah Sakit Pratama. Minimal masing-masing Rumah Sakit Pratama di Muara Wahau untuk melayani masyarakat Telen, Wahau, dan Kongbeng. Satu di Muara Bengkal atau Muara Ancalong untuk melayani beberapa kecamatan di sekitar wilayah itu,” ungkapnya. (*)
Editor : Raymond Chouda