Halokaltim.com – Perusahaan keamanan internet yang menawarkan produk anti-virus, ESET, kali ini ingin membahas mengenai bahaya berbagi foto anak di media sosial, tema ini diangkat mengingat berbagi foto selalu menjadi tren yang tak pernah ada habisnya, laris manis sepanjang masa.
Siapa sih orangtua yang tidak ingin membanggakan anaknya dengan berbagi kelucuan, momen-momen spesial anak dan setiap keping cerita anak untuk dijadikan memoribilia yang menyenangkan. Tapi sayangnya ini tidak akan sesederhana seperti dalam pikiran, sebuah foto dapat mengungkapkan sejuta hal.
Kebanyakan orang suka berbagi kehidupan pribadi mereka di media sosial, mulai dari kegiatan olahraga dan kulinari hingga momen spesial. Biasa dibagikan kepada keluarga, teman, dan kadang-kadang pengikut mereka.
Orang tua juga sering memposting foto anak-anak mereka sejak usia sangat dini, bahkan tak jarang sepanjang perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi santapan sehari-hari orangtua sebagai bahan untuk konten media sosial mereka.
Yang artinya anak-anak memiliki kehadiran digital sejak mereka lahir, tumbuh gigi, langkah pertama, dan berbagai macam pernak-pernik kehidupan lainnya, yang terus dibagikan sampai ke masa remaja anak-anak tersebut. Dan tanpa disadari seluruh kehidupan anak tertumpah semua dan menjadi konsumsi banyak pihak, termasuk mereka dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Berbagi gambar anak-anak merupakan tanggung jawab orangtua ketika anak terlalu muda untuk mengerti atau peduli, ada titik di mana Anda harus berdiskusi tentang mempostingnya di media sosial. Anda harus membuat seperangkat aturan tentang konten apa yang dapat diterima dan menghargai pendapat mereka tentang masalah ini, termasuk dalam konten yang diposting.
Dikutip dari Tempo.co, bahwa ini bukanlah suatu hal yang baru di dunia siber, privasi adalah hak setiap manusia tak peduli berapa umur mereka, mereka berhak mendapat perlindungan, walau anak-anak masih di bawah tanggung jawab orangtuanya. Di sini orangtua harus menjadi teladan apa arti menghormati privasi, sehingga ke depan ketika anak dewasa mereka akan paham akan hak dan kewajibannya dan menularkan kepada keturunannya.
Data di internet, dirancang agar mudah dicari, dibagikan, dan tahan lama. Atau dengan kata lain “apa yang terjadi di internet, biasanya tetap di sana”. Oleh karena itu, ada sebuah etika internet yang sering disampaikan berulang-ulang adalah bahwa Anda harus berpikir dua kali tentang apa yang ingin dibagikan, sesuatu yang harus diterapkan sepuluh kali lipat jika Anda membagikan informasi orang lain, seperti anak Anda misalnya.
Saran terbaik dan teraman adalah, “jangan memposting apa pun yang berkaitan dengan anak-anak Anda di media sosial”, tetapi kebanyakan orang tua modern akan sulit untuk mematuhinya.
Namun, ada beberapa cara untuk berbagi foto yang mengurangi risiko yang telah ESET uraikan sebelumnya.
Jangan membagikan apa pun yang dapat berisi segala jenis detail pribadi atau informasi yang dapat membantu mengidentifikasi anak Anda: nama lengkap, alamat, tanggal lahir. Matikan pelacakan lokasi saat mengambil foto sehingga mereka tidak mendapatkan geotag.
Lebih spesifik tentang bagaimana berbagi foto, lihat dulu filter privasi Anda dan audiens posting sebelum berbagi di media sosial. Bagikan foto dan informasi dengan orang yang benar-benar Anda kenal dan percayai dan minta mereka untuk tidak membagikannya lebih lanjut.
Sebelum memposting apa pun, mundur selangkah dan pertimbangkan bagaimana apa yang Anda rencanakan untuk dibagikan mencerminkan anak Anda di masa depan. Semua orang memahami perlunya merekam kenangan dan membagikannya kepada orang-orang yang dekat, tetapi Anda harus melakukannya dengan cara yang lebih aman dan bertanggung jawab. (ash)