Ngopi Bareng Media, Mahyunadi-Kinsu Yakin Minimal 15 Kursi Dukungan Parpol, Janji Utang Pemkab Kutim Lunas Tahun Pertama Memimpin

Halokaltim.com – Mahyunadi-Kinsu yang telah menyatakan akan berduet sebagai pasangan bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati di Pilkada Kutai Timur (Kutim) 2020, menggelar acara santai minum kopi bersama sejumlah media di Kutim. Sembari santai menikmati kopi, mereka berbagi cerita tentang kesiapan menghadapi Pilkada Kutim 2020.

Acara tersebut digelar di Kopikai, Jl Soekarno-Hatta, Kecamatan Sangatta Utara, Kutim, Kaltim, pada Kamis (25/620) malam. Mahyunadi hadir dengan setelan kemeja batik, tampak santai elegan. Sedangkan Kinsu, mengenakan kemeja putih dengan kopiah putih. Silaturahmi itu berlangsung dengan santai dan mengalir.

Mahyunadi memaparkan, dalam waktu dekat akan mengumumkan partai-partai apa saja yang akan menjadi perahu politiknya pada pemilu tahun ini.

“Saya belum bisa sebutkan sekarang nama partainya. Biar nanti kami umumkan bila sudah waktunya,” ucap Mahyunadi.

Yang jelas, lanjut dia, akan ada banyak dukungan. Hanya jumlah kursi yang mau dia beberkan.

“Pokoknya yang jelas kami ada dukungan dari parpol minimal jumlahnya 15 kursi lah,” ungkap lelaki yang karib disapa Unad itu.

Mengusung tagline ‘Makin Maju’, Unad menyatakan, keikutsertaan dirinya dalam kontestasi Pilkada Kutim 2020 semata-mata karena panggilan jiwa untuk membawa perubahan bagi Kutim jadi lebih baik lagi.

“Karena adanya keresahan melihat kondisi Kutim yang bisa dibilang pembangunan stagnan serta permintaan tokoh masyarakat, agama dan parpol,” ungkapnya.

Pria yang pernah menjabat ketua DPD II Golkar Kutim ini menyoroti mandeknya pembangunan di Kutim. Lambannya pembangunan dalam 4 tahun terakhir menurut dia tidak lepas dari persoalan defisit keuangan yang tidak kunjung dapat diselesaikan pemerintah.

Mahyunadi mencontohkan, saat masih menjabat ketua DPRD Kutim, dia sempat mengusulkan pembangunan sejumlah infrastruktur lewat multi years contract (MYC). Namun usulan itu kandas lantaran pemerintah beralasan Kutim mengalami defisit.

Hal itu tidak hanya berlangsung sekali. Pada tahun-tahun berikutnya pun, usulan pembangunan kembali gagal dijalankan dikarenakan persoalan serupa, defisit. Menurutnya, saat kabupaten/kota lain telah berhasil keluar dari defisit keuangan yang melanda pada 2015-2016 lalu, Kutim justru masih berkutat dengan masalah serupa.

“Atas alasan itu, saya mengikhtiarkan diri untuk memimpin langsung pembangun Kutim. Pada awalnya, saya berpikir, tanpa saya menjadi bupati, Kutim akan baik-baik saja. Tetapi hal sebaliknya terjadi,” tuturnya.

Unad meyakinkan, jika masyarakat mengamanatkannya sebagai bupati Kutim, maka dia akan mengupayakan pada tahun pertama dia memimpin, seluruh utang-utang pembangunan yang menyandera selama ini akan dia tuntaskan. Sehingga pada tahun kedua, upaya percepatan dan pemerataan pembangunan sudah dapat digenjot.

“Tahun pertama memimpin semua utang proyek akan dibayarkan,” tegasnya.

Sementara itu, dipilihnya Kinsu sebagai pendamping, diakui Mahyunadi telah berdasarkan berbagai pertimbangan matang. Termasuk mendapatkan dukungan dari berbagai tokoh hingga akhirnya menyimpulkan Kinsu sebagai pasangan yang tepat. Apalagi Mahyunadi merasa jika Kinsu memiliki cara pandang dan tujuan yang sama dalam keikutsertaan dalam Pilkada Kutim kali ini.

Kinsu sendiri merupakan tokoh pengusaha muda Kutim. Kinsu menyatakan siap untuk mendampingi Mahyunadi guna memenangkan pilkada.

“Saya membawa figur tokoh masyarakat yang punya tujuan sama, ingin fokus memperbaiki inti pemerintahan seperti tata kelola keuangan sehingga tak ada lagi defisit-defisit itu,” pungkasnya.

Keresahan terhadap berbagai persoalan pembangunan juga menjaga alasan kuat Kinsu bulat memutuskan maju di Pilkada Kutim. Bagi Kinsu, baik sebagai calon bupati maupun wakil bupati, prinsip dasar yang ingin bangun yakni, bagaimana bisa memberikan kontribusi nyata bagi kemanjuan Kutim 5 tahun ke depan.

“Tujuan saya maju dan mendampingi Pak Mahyunadi di Pilkada Kutim, karena saya ingin ikut serta membangun dan membenahi Kutim. Saya ingin, utang-utang selama ini dapat dituntaskan. Sehingga pembangunan di Kutim dapat genjot. Keinginannya adalah bagaimana Kutim bisa maju dan punya nama yang baik di Kaltim maupun Indonesia,” katanya. (ash)